Thursday, May 7, 2009

Ketika Cinta dan Dakwah Berpadu...



“Film AAC tidak seratus persen Islami, terus terang ada beberapa hal yang saya tidak setuju, terutama yang berbeda dengan novel aslinya.” Terang kang Abik.


Kang Abik optimis, film keduanya ini akan lebih Islami. Ia menekankan: “Insya Allah film kedua 100% Islami. Mohon do’a umat muslim agar proses pembuatan filmnya berjalan dengan lancar dan hasil filmnya benar-benar Islami.”


“Termasuk pemilihan tokoh sebagai pemeran utama, sejatinya adalah yang bisa menjadi teladan, teladan tidak hanya di film tapi juga dalam kehidupan sehari-hari.” Tegas kang Abik.


Beliau mensibghah atau mewarnai seni dengan caranya sendiri. “Seni jangan sampai melalaikan, melenakan, mempromosikan kemaksiatan, menawarkan demoralitas, bahkan tindak kriminal. Hal inilah yang seharusnya menjadi tanggung jawab moral pegiat seni dan budayawan.” tambah kang Abik.


Ana telahpun selesai membaca Ketika Cinta Bertasbih 1 dan 2.Sungguh hebat karya Habiburrahman!Subhanallah!Perjalanan hidup seorang Azzam yg amat terkesan di jiwa.Kali ini pengambarannya betul2 bertempat di Mesir.Harapannya tinggi moga2 film KCB lebih baik berbanding AAC.Moga lebih islami dan menjadi jalan untuk penyebaran dakwah...syabas Kang Abik!
Tertanya-tanya juga bila pula Malaysia mampu menerbitkan film yg betul2 islami....???


Bertuturlah cinta
Mengucap satu nama
Seindah goresan sabdamu dalam kitabku
Cinta yang bertasbih
Mengutus hati ini
Kusandarkan hidup dan matiku pada-Mu...




3 comments:

nsdahlia said...

kita pernah ada filem islamik. syukur 21. tp diterbitkn oleh david teoh. sedih, film makers kt msia sndiri xde plak yg nak produce such film.

cahayalembut said...

xsabar nak tgk filem KCB.. ^__^

tqa.awesome said...

yeah.XSABAR nk tgk !
huhu~